Senin, 05 September 2011

Teks naratif


 Hepta Septiani/12/X5


Senja Pun Tak Indah Lagi
Suatu hari saya bertamasya di taman bersama sahabat saya, Putri. Putri adalah teman terdekat dengan saya, dibandingkan dengan teman-teman saya yang lain. Kami sudah merencanakan kegiatan ini berhari-hari yang lalu, dan akhirnya baru dapat dilaksanakan pada hari itu. Saya menghampiri Putri terlebih dahulu sebelum menuju ke taman.
        
 Untuk menuju taman, kami mengendarai sepeda. Beruntung sekali pagi itu jalan masih lumayan sepi. Setelah menempuh perjalanan kira-kira 15 menit, akhirnya kami sampai di taman. Kami memarkirkan sepeda kami di tempat parkir, dan segera berjalan-jalan.

Kami berjalan-jalan di taman sekitar 30 menit. Lalu kami duduk-duduk di bawah pohon. Kami duduk sambil menikmati bekal yang kami bawa dari rumah. Kami makan sambil berbagi pengalaman lucu. Kami berdua tertawa dan bergembira bersama-sama. (Nisfi)

         Hembusan angin dan kicauan burung menambah indahnya suasana. Berjam-jam telah kami lalui bersama. Kami pun segera membersihkan bungkus-bungkus makanan yang ada di sekitar kami. Karena sudah cukup sore, kami pun bergegas pulang.

            Saat perjalanan pulang kami sempat melihat matahari terbenam yang indah. Putri tiba-tiba mengatakan hal bahwa itu adalah matahari terbenam paling indah dan terakhir yang dia lihat, namun saya tidak menanggapi serius. Sesampainya di rumah, Saya mendapat kabar bahwa Putri telah dipanggil yang Maha Kuasa. Setelah mendengar kabar itu saya tiba-tiba teringat dengan perkataannya. Ternyata itulah kebersamaan terakhir kami.Saya dan keluarga segera menuju ke kediaman Putri.


SELESAI


Keterangan : paragraf  kedua dan kelima adalah paragraf sisipan (bebas).

Urutan peristiwa :
1. Bertamasya di taman
2. Berjalan-jalan di taman sambil menikmati keindahan taman
3. Duduk-duduk di bawah pohon
4. Menikmati makanan ringan
5. Membersihkan bungkus-bungkus makanan
6. Bergegas pulang
7. Putri meninggal
8. Menuju ke kediaman Putri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar