Minggu, 01 April 2012

Fauna Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Harimau Sumatra, subspesies harimau terkecil yang hanya ada di Indonesia
Fauna Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang luas dan berbentuk kepulauan tropis[1]. Keanekaragaman yang tinggi ini disebabkan oleh Garis Wallace, membagi Indonesia menjadi dua area; zona zoogeografi Asia, yang dipengaruhi oleh fauna Asia, dan zona zoogeografi Australasia, dipengaruhi oleh fauna Australia[2]. Pencampuran fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekosistem yang beragam di antaranya: pantai, bukit pasir, muara, hutan bakau, dan terumbu karang.
Masalah ekologi yang muncul di Indonesia adalah proses industrialisasi dan pertumbuhan populasi yang tinggi, yang menyebabkan prioritas pemeliharaan lingkungan menjadi terpinggirkan[3]. Keadaan ini menjadi semakin buruk akibat aktivitas pembalakan liar, yang menyebabkan berkurangnya area hutan; sedangkan masalah lain, termasuk tingginya urbanisasi, polusi udara, manajemen sampah dan sistem pengolahan limbah juga berperan dalam perusakan hutan.

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Asal fauna Indonesia

Garis Wallace, membagi fauna Indonesia ke dua kategori
Asal mula fauna Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi di benua Asia dan Australia[4]. Pada zaman purba, pulau Irian (New Guinea) tergabung dengan benua australia.

[sunting] Hughasiusilum

Nama dari benua Ausralia 12.000.000 tahun yang lalu untuk sebagai landasan benua Australia yang akan dibentuk dari batuan yang umurnya muda yaitu kurang dari 2 juta tahun.
Benua Australia membentuk superbenua yang dinamakan superbenua selatan Gondwana. Superbenua ini mulai terpecah 140 juta tahun yang lalu, dan daerah New Guinea (yang dikenal sebagai Sahul) bergerak menuju khatulistiwa. Akibatnya, hewan di New Guinea berpindah ke benua Australia dan demikian pula sebaliknya, menimbulkan berbagai macam spesies yang hidup di berbagai area hidup dalam ekosistem. Aktivitas ini terus berlanjut dua daerah ini benar-benar terpisah.
Di lain pihak, pengaruh benua Asia merupakan akibat dari reformasi superbenua Laurasia, yang timbul setelah pecahnya Rodinia sekitar 1 milyar tahun yang lalu. Sekitar 200 juta tahun yang lalu, superbenua Laurasia benar-benar terpisah, membentuk Laurentia (sekarang Amerika) dan Eurasia. Pada saat itu, sebagian wilayah Indonesia masih belum terpisah dari superbenua Eurasia. Akibatnya, hewan-hewan dari Eurasia dapat saling berpindah dalam wilayah kepulauan Indonesia, dan dalam ekosistem yang berbeda, terbentuklah spesies-spesies baru.
Pada abad ke-19, Alfred Russel Wallace mengusulkan ide tentang Garis Wallace, yang merupakan suatu garis imajiner yang membagi kepulauan Indonesia ke dalam dua daerah, daerah zoogeografis Asia dan daerah zoogeografis Australasia (Wallacea)[5]. Garis tersebut ditarik melalui kepulauan Melayu, di antara Kalimantan (Borneo) dan Sulawesi (Celebes); dan di antara Bali dan Lombok.[6] Walaupun jarak antara Bali dan Lombok relatif pendek, sekitar 35 kilometer, distribusi fauna di sini sangat dipengaruhi oleh garis ini. Sebagai contoh, sekelompok burung tidak akan mau menyeberang laut terbuka walaupun jaraknya pendek[6].

[sunting] Paparan Sunda

Gajah Kalimantan, subspesies Gajah Asia
Hewan-hewan di daerah paparan Sunda, yang meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan dan pulau-pulau kecil yang mengelilinginya, memiliki karakteristik yang menyerupai fauna di Asia. Selama zaman es, setelah Laurasia terpecah, daratan benua Asia terhubung dengan kepulauan Indonesia. Selain itu, kedalaman laut yang relatif dangkal memungkinkan hewan-hewan untuk bermigrasi ke paparan Sunda. Spesies-spesies besar seperti harimau, badak, orangutan, gajah, dan leopard ada di daerah ini, walaupun sebagian hewan ini sekarang dikategorikan terancum punah. Selat Makassar, laut antara Kalimantan dan Sulawesi, serta selat Lombok, antara Bali dan Lombok, yang menjadi pemisah dari Garis Wallace, menandakan akhir dari daerah paparan Sunda.

[sunting] Mamalia

Paparan Sunda memiliki spesies berjumlah total 515. Dari jumlah itu, 173 di antaranya merupakan spesies endemik daerah ini.[7] Sebagian besar dari spesies-spesies ini terancam keberadaannya. Dua spesies orangutan, Pongo pygmaeus (orangutan Kalimantan) dan Pongo abelii (orangutan Sumatra) termasuk dalam daftar merah IUCN. Mamalia terkenal lain, seperti kera berhidung panjang Kalimantan (Nasalis larvatus), badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis), dan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) juga sangat terancam jumlah populasinya.

[sunting] Burung

Menurut Konservasi International, sebanyak 771 spesies unggas terdapat di paparan Sunda. Sebanyak 146 spesies merupakan endemik daerah ini. Pulau Jawa dan Bali memiliki paling sedikit 20 spesies endemik, termasuk Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) dan Cerek Jawa (Charadrius javanicus).
Berdasarkan data dari Burung Indonesia, jumlah jenis burung di Indonesia sebanyak 1598 jenis . Dengan ini membawa Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara yang memiliki jumlah jenis burung terbanyak se-Asia. Sejak tahun 2007, Burung Indonesia secara berkala memantau status keterancaman dari burung-burung terancam punah yang berada di Indonesia berdasarkan data dari BirdLife International. Tahun 2007-2009 terjadi penurunan status keterancaman burung secara berturut-turut mulai dari 119 jenis (2007), 118 jenis (2008), dan 117 jenis (2009).

[sunting] Reptil dan Amfibia

Sebanyak 449 spesies dari 125 genus reptil diperkirakan hidup di paparan Sunda. Sebanyak 249 spesies dan 24 genus di antaranya adalah endemik. Tiga famili reptil juga merupakan endemik di wilayah ini: Anomochilidae, Xenophidiidae and Lanthanotidae. Famili Lanthanotidae diwakili oleh earless monitor (Lanthanotus borneensis), kadal coklat Kalimantan yang sangat langka dan jarang ditemui. Sekitar 242 spesies amfibia dalam 41 genus hidup di daerah ini. Sebanyak 172 spesies, termasuk Caecilian dan enam genus adalah endemik.

[sunting] Ikan

Sebanyak hampir 200 spesies baru ditemukan di daerah ini dalam sepuluh tahun terakhir. Sekitar 1000 spesies ikan diketahui hidup di dalam sungai, danau, dan rawa-rawa di paparan Sunda. Kalimantan mempunyai sekitar 430 spesies, dan sekitar 164 di antaranya diduga endemik. Sumatra memiliki 270 spesies, sebanyak 42 di antaranya endemik.[8] Ikan arwana emas (Scleropages formosus) yang cukup terkenal merupakan contoh ikan di daerah ini.

[sunting] Wallacea

Wallacea merupakan daerah transisi biogeografis antara paparan Sunda ke arah barat, dan daerah Australasian ke arah timur. Daerah ini meliputi sekitar 338.494 km² area daratan, terbagi ke dalam banyak pulau kecil. Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan sebagian Nusa Tenggara merupakan bagian dari daerah ini. Karena faktor geografinya, daerah ini terdiri dari banyak jenis hewan endemik dan spesies fauna yang unik.

[sunting] Mamalia

Wallacea mempunyai sejumlah 223 spesies asli mamalia. Sebanyak 126 di antaranya merupakan endemik daerah ini. Sebanyak 124 spesies kelelawar bisa ditemukan di daerah ini. Sulawesi, sebagai pulau terbesar di daerah ini memiliki jumlah mamalia yang paling banyak. Sejumlah 136 spesies, 82 spesies dan seperempat genus di antaranya adalah endemik. Spesies yang luar biasa, seperti anoa (Bubalus depressicornis) dan babi rusa (Babyrousa babyrussa) hidup di pulau ini. Sedikitnya tujuh spesies kera (Macaca spp.) dan lima spesies tarsius (Tarsius spp.) juga merupakan hewan khas daerah ini.

[sunting] Burung

Lebih dari 700 jenis burung bisa ditemui di Wallacea, dan lebih dari setengahnya adalah endemik kawasan ini. Di antara 258 genus yang ada, ada 11%-nya adalah endemik kawasan Wallacea. Sejumlah 16 genus hanya dapat dijumpai di subkawasan Sulawesi. Subkawasan Sulawesi terdiri dari pulau utama Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, termasuk Kepulauan Talaud dan Sangihe di utara, Pulau Madu di Laut Flores di sebelah selatan, termasuk juga Kep. Togian, Kep. Banggai, Kep. Tukangbesi, dan Kep. Sula yang menjembatani kekayaan keragaman burung antara subkawasan Sulawesi dan Maluku. Banyaknya jumlah jenis endemik di subkawasan ini tidak hanya berasal dari pulau utama Sulawesi tapi juga tersebar di banyak pulau-pulau kecil di sekitarnya, seperti Serindit sangihe(Loriculus catamene[9]), Seriwang sangihe (Eutrichomyias rowleyi[10]), Gagak banggai (Corvus unicolor[11]), Punggok Togian (Ninox burhani), Gosong sula (Megapodius bernsteinii), Kepudang-sungu sula (Coracina sula), dan Raja-perling sula (Basilornis galeatus). Sedangkan jenis-jenis endemik pulau Sulawesi meliputi Anis sulawesi (Cataponera turdoides), Sikatan matinan (Cyornis sanfordi), Julang sulawesi (Aceros cassidix) dan Kangkareng sulawesi (Penelopides exarhatus). Banyak jenis yang hanya terdapat di subkawasan ini adalah jenis-jenis terancam punah secara global.

[sunting] Reptil dan Amfibia

Dengan 222 spesies, 99 di antaranya endemik, Wallacea memiliki jenis reptil yang sangat beragam. Di antaranya adalah 118 spesies kadal yang 60 di antaranya adalah endemik; 98 spesies ular, 37 spesies di antaranya adalah endemik; lima spesies kura-kura, dua spesiesnya merupakan endemik; dan satu spesies buaya, buaya Indo-Pasifik (Crocodylus porosus). Tiga genus endemik ular yang hanya dapat ditemukan di wilayah ini: Calamorhabdium, Rabdion, dan Cyclotyphlops. Salah satu reptil yang mungkin paling terkenal di Wallacea adalah komodo (Varanus komodoensis), yang diketahui keberadaannya hanya di Pulau Komodo, Padar, Rinca, dan tepi barat Flores.
Sebanyak 58 spesies amfibia khas dapat ditemukan di Wallacea. Sebanyak 32 spesies di antaranya adalah endemik. Ini menggambarkan kombinasi elemen katak daerah Indo-Melayu dan Australasia yang mempesona.

[sunting] Ikan

Ada sekitar 310 spesies ikan tercatat dari sungai-sungai dan danau-danau Wallacea. Sebanyak 75 spesies di antaranya adalah endemik. Walaupun masih sedikit yang dapat diketahui mengenai ikan ikan dari Kepulauan Maluku dan Kepulauan Sunda Kecil, 6 spesies diketahui sebagai endemik. Di pulau Sulawesi, ada 69 spesies yang diketahui, 53 di antaranya adalah endemik. Danau Malili di Sulawesi Selatan, dengan kedalamannya yang kompleks dan arusnya yang deras memiliki paling sedikit 15 jenis ikan telmatherinid endemik, dua di antaranya mewakili genus endemik, tiga endemik Oryzia, dua endemik halfbeaks, dan tujuh endemik gobie.

[sunting] Invertebrata

Terdapat sekitar 82 spesies kupu-kupu yang ada di daerah Wallacea, 44 spesies di antaranya adalah endemik. Sejumlah 109 spesies kumbang juga terdapat di sekitar daerah wilayah ini, 79 di antaranya adalah endemik. Satu spesies yang mengagumkan dan mungkin merupakan lebah terbesar di dunia, (Chalicodoma pluto) terdapat di utara Maluku. Serangga yang hewan betinanya bisa tumbuh sampai 4 cm ini, membangun sarang secara komunal pada sarang rayap di pepohonan hutan dataran rendah.
Sekitar 50 moluska endemik, tiga spesies kepiting endemik, dan sejumlah spesies udang endemik juga diketahui berasal dari Wallacea.

Rabu, 08 Februari 2012


ANTARA PONSEL SISWA DAN GURU
Ponsel adalah suatu alat komunikasi yang berfungsi untuk memudahkan seseorang saling berhubungan atau berkomunikasi pada jarak jauh maupun jarak dekat. Bukan hanya untuk saling berhubungan ponsel juga digunakan sebagai hiburan misalnya mendengarkan musik, bermain game, internetan, facebookan, dsb.
Menurut saya, jaman sekarang HP atau ponsel sangatlah umum digunakan dan bukan lagi hal yang luar biasa. Dari kalangan anak-anak hingga nenek-nenek rata-rata mempunyai HP . Dikalangan pelajar khususnya anak SMA HP itu seperti baju, kemanapun akan selalu dibawa, termasuk ke sekolah dengan alasan apabila ada sesuatu bisa lebih mudah, misalnya ada saudara yang sakit dengan HP kita bisa tau keadaannya entah lewat sms maupun telepon, dan apabila ada hitungan matematika yang sulit tanpa disuruhpun kita menggunakan HP untuk menghitungnya.
Alasan-alasan siswa tersebut sangat masuk akal dan memang benar dengan HP hubungan komunikasi terjalin lebih baik lagi. Tetapi  HP juga bisa menjadi musuh kita yang harus kita kalahakan pada saat jam pelajaran misalnya pada saat jam pelajaran yang membosankan biasanya siswa mengalihkan perhatiannya dari guru ke HP. Atau sebaliknyapada saat jam pelajaran guru asyik bermain HP di depan murid-muridnya, sehingga murid-muridnya meniru tindakan guru tersebut. Bagaimanapun juga guru adalah patokan bagi murid-muridnya. Hal yang terkadang tidak boleh dilakukan siswa, guru diperbolehkan. Jadi apakah salah jika murid mencontoh perbuatan guru? Termasuk bermain HP pada saat jam pelajaran. Memang guru yang bermain HP sangat sering sekali dengan guru yang jarang bermain HP perbandingannya 1:5, akan tetapi hal sekecil apapun yang dilakukan guru itu akan berpengaruh kepada murid-muridnya.
Aturan main ketika KBM (kegiatan belajar mengajar) berlangsung adalah guru menjelaskan pelajaran dan murid memperhatikan dan ada peraturan yang mengatakan SISWA DILARANG MENGAKTIFKAN HP PADA SAAT JAM PELAJARAN BERLANGSUNG , dengan alasan mengganggu pelajaran. Sedangkan guru yang awalnya juga tidak boleh tapi mengapa jadi boleh ? dengan alasan yang memang masuk akal yaitu urusan yang banyak, memang benar tugas seorang guru tidak hanya mengajar, dan tugas murid hanya satu yaitu belajar dari apa yang dia dapat secara langsung maupun tidak langsung dari sekolah.
Apakah ini adil? Jika murid yang bermain HP, HP disita oleh guru dengan alasan mengganggu jam pelajaran tapi apakah guru tau kalau misalnya yang dilakukan siswa bukan bermain HP tetapi membaca sms atau pesan yang penting dari orangtuanya. Hampir rata-rata guru memarahi dan menyita HPnya tanpa menanyakan sebab. Tapi bagaimana jika guru yang selalu dan terus-terusan bermain HP didepan murid-muridnya yang masih labil, mudah iri dan inginnya meniru. Sebenarnya kita memang boleh menegur tetapi apakah daya seorang murid yang hanya bisa menerima . Apa kita juga boleh menyita HP guru? Kita memang lebih baik diam karena nilai kita juga akan berpengaruh.  Apa ini adil ?
Kembali ke masalah awal yaitu penggunaan ponsel pada saat jam pelajaran khususnya bagi siswa. Kita bisa menilai apakah penggunaan ponsel pada saat KBM berlangsung mengganggu atau tidak tergantung dari pemakaiannya. Jika kita menggunakan HPuntuk menghitung hitungan matematika yang memang tidak bisa memakai cara manual, mencari sumber-sumber atau bahan-bahan yang bersangkutan dengan pelajaran dari internet itu baik. Tetapi ada juga hal yang membuat pemakaian HP pada saat KBM tidak baik atau malah merugikan dan mengganggu misalnya HP digunakan untuk Facebookan, twitteran, bbman, smsan dsb. Jadi, penggunaan HP dalam proses KBM dikatakan baik atau buruk tergantung dari pemakaiannya.

Nama : Elian Suci Tiwaningtyas
No       : 07
Kelas  : X5

Rabu, 01 Februari 2012


Pendidikan Karakter Melalui Kantin Kejujuran

Penerapan pendidikan karakter melalui kantin kejujuran dirasa sangat penting.Sekarang ini banyak sekali sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter melalui kantin kejujuran,termasuk di SMA N 1 Salatiga.Kantin kejujuran melatih siswa untuk berlaku jujur.Mungkin sebagian orang berpendapat bahwa kantin kejujuran adalah cara yang efektif untuk melatih siswa berperilaku jujur,tetapi ada juga yang berpendapat bahwa cara ini kurang efektif.Sebenarnya kantin kejujuran banyak sekali manfaatnya,jika dikelola dengan baik dan benar.
Pada saat ini di SMA N 1 Salatiga,kantin kejujuran tersebut sudah mulai beroperasi sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu.Banyak siawa yang antusias dan senang dengan dibukanya kantin kejujuran.Dan diharapkan kantin kejujuran ini terus beroperasi tanpa ada halangan,karena keberadaan kantin kejujuran dirasa sangat penting di SMA N 1 Salatiga .
Di kantin kejujuran menjual berbagai makanan kecil seperti donat,snack ringan dll,ada juga berbagai minuman.Terdapat pula berbagai alat tulis,buku,lks dll.Disamping itu tempatnya pun nyaman.Diruangan yang tidak terlalu luas semua barang tertata rapi dan bersih. Siswa yang akan membeli di kantin kejujuran tinggal meletakkan uang pada kotak kecil yang disediakan oleh sekolah,jika kembali siswa mengambil kembliannya sendiri di kotak tersebut.Tetapi banyak siswa yang berpendapat bahwa harga di kantin kejujuran agak mahal dibanding dengan kantin biasa.Mungkin bagi sebagian siswa itu tidak masalah.Saat istirahat kantin kejujuran lumayan ramai,banyak siswa yang membeli makanan atau minuman. Di sana ada beberapa guru piket yang berjaga di kantin kejujuran.Namun dengan adanya guru piket apakah siswa merasa diawasi?
Ada beberapa guru piket yang berjaga disana saat istirahat.Bukankah sebenarnya kantin kejujuran itu tidak perlu dijaga? karena kantin kejujuran melatih siswa untuk jujur sehingga dirasa tidak perlu dijaga.Dengan adanya guru piket mungkin siswa akan berpendapat bahwa mereka diawasi oleh guru piket.Apakah mereka tidak percaya dengan siswa-siswa?sehingga perlu dijaga?
Melatih kejujuran sejak dini itu sangat penting,salah satunya melalui adanya kantin kejujuran di sekolah karena untuk melatih siswa berlaku jujur yang sekarang ini sudah mulai memudar.Jadi kesimpulannya adalah,dengan diadakannya kantin kejujuran di sekolah-sekolah di Indonesia sangat berguna sekali dan sangat penting.Mungkin setiap sekolah harus ada kantin kejujuran agar melatih siswa untuk berlaku jujur.Selama pengelolaan kantin kejujuran baik dan benar maka akan banyak manfaat yang diperoleh.



Nama  : Karina Alfiani
Kelas  : X-5
No      : 16
Ketika Poin Berbicara
Di masa sekarang, setiap sekolah mungkin telah memberlakukan sistem poin untuk siswa yang melanggar tata tertib sekolah. Sistem poin dipilih karena sistem kekerasan yang sudah “jadul” hilang terkikis jaman. Pada awal diberlakukannya sistem poin ini ternyata masih sangat banyak siswa yang melanggar karena sistem ini tidak menimbulkan efek jera pada sang pelanggar.
Sistem poin ini diberlakukan untuk mengurangi tindakan-tindakan yang tercela yang dilakukan oleh siswa. Selain itu, sitem ini juga digunakan untuk memberikan hukuman bagi siswa yang melanggar tata tertib sekolah. Pelanggaran terhadap tata tertib tersebut antara lain berupa : terlambat masuk sekolah, perkelahian antar siswa, mebolos sekolah, mencuri, merokok, meminum minuman keras, dan lain-lain. Poin yang diberikan untuk setiap pelanggaran pun berbeda-beda. Misalnya saja 3 poin untuk siswa yang terlambat masuk sekolah.
Poin maksimal yang diberikan setiap sekolah kepada siswanya pun berbeda-beda. Misalnya saja 150 poin untuk satu tahun ajaran disekolah. Siwa yang terlalu sering melanggar tata tertib sekolah pasti akan mendapat banyak poin dan mungkin saja mendapatkan surat peringatan atas tindakan pelanggaran yang dilakukannya. Pada akhirnya siswa yang terlalu sering melanggar dapat dikeluarkan dari sekolah.
Mungkin pada awal melakukan pelanggaran kita tidak akan menyesali apa yang kita lakukan. Akan tetapi, pada saat poin terus meningkat dan mengancam kita, kita baru merasakan betapa mengerikannya sitem poin ini.
Ketika poin yang berbicara, apa yang dapat diperbuat ? Kita tak akan bisa mengulang semuanya dan memperbaiki semua kesalahan melanggar peraturan-peraturan yang berlaku disekolah dan akhirnya kita hanya dapat menyesali nasib dan tak dapat berbuat apa-apa lagi.


Maya Maulidya Nasmi 
19/X5 

Pemberlakuan Sistem Poin

Pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh siswa sudah wajar di setiap sekolah. Mulai dari pelanggaran kecil hingga pelanggaran yang besar, bahkan sampai tingkat dikeluarkan dari sekolah. Banyak sekolah yang memberikan sanksi langsung, maupun tidak langsung, baik keras, maupun tidak keras. Sistem tata tertib sering diberikan dan dirubah, ada sanksi langsung dan ada sanksi poin. Sistem poin inilah yang sebagian besar telah digunakan di sekolah-sekolah, seperti SMAN 1 Salatiga, SMAN 3 Salatiga, dan SMA negeri lainnya, meskipun masih ada siswa yang berani melanggar sistem poin tersebut.
Pemberlakuan sistem poin pada pelanggaran tata tertib di sekolah sudah tidak begitu dipermasalahkan oleh siswa. Meski begitu, masih ada siswa yang takut akan sistem poin tersebut. Pemberlakuan sistem poin bisa membuat siswa tertib dengan adanya penambahan tingkat ketegasan.
Kebanyakan siswa tidak mengindahkan sistem tersebut. Sebagai contoh, ada siswa yang terlambat masuk sekolah dan sudah mendapat poin, tetapi dikemudian hari siswa tersebut terlambat masuk sekolah lagi. Siswa yang kedapatan melanggar tata tertib seperti rambbut panjang bagi laki-laki, sepatu yang didominasi warna putih, itu saja tekadang hanya diperingatkan oleh guru yang melihat.
Akan tetapi, jika guru yang sangat tegas mendapati siswa yang melanggar tata tertib tersebut, pasti sudah mendapat poin. Tampak adanya perbedaan antara siswa yang takut akan sistem tersebut dengan siswa yang menganggap sistem tersebut biasa saja. Sebagai bukti, siswa yang takut pasti mulai dari sepatu, kaos kaki, pakaian, penampilan, dan perilaku mengikuti tata tertib.
Pemberlakuan sistem poin tersebut bertujuan untuk meningkatkan ketertiban siswa dengan poin maksimal 150 poin. Dalam hal ini, guru tidak perlu melakukan sanksi secara langsung kepada siswa. Siswa yang melanggar tata tertib, sedikit demi sedikit sudah mengumpulkan poin pelanggaran pada kartu pelanggaran yang diberikan sekolah.
Dengan demikian, pemberlakuan sistem poin kepada siswa telah berlangsung efektif, seperti sekolah-sekolah yang mempunyai siswa tertib dengan peraturan, walaupun masih ada siswa yang melanggar. Siswa yang mentaati peraturan yang sudah ditetapkan, pasti akan terhindah dari poin tersebut.





Oleh : Gigih Setyawan (X5/11)