Rabu, 01 Februari 2012

Paragraf Argumentasi: Penggunaan Ponsel Pada Saat Jam Pelajaran

Ponsel ?
Pada saat ini ponsel memang bukan barang langka lagi, karena hampir semua orang mempunyai ponsel. Mulai dari orangtua, anak sekolah, bahkan sampai pemulung pun ada yang mempunyai ponsel. Bayangkan betapa mudahnya memiliki barang tersebut. Tinggal datang ke Counter Ponsel yang kita mau, memilih ponsel, serahkan uangnya, dan bawa ponsel itu pulang. Tapi tinggal kita menggunakan barang tersebut dengan bijaksana, sehingga barang trersebut dapat memberikan manfaat kepada kita. Bagi anak sekolah, penggunaan ponsel pada saat jam pelajaran mungkin sudah biasa. Tapi itulah yang menjadi masalahnya.
            Penggunaan ponsel pada saat jam pelajaran memang tidak efisien, baik ditinjau melalui segi apapun. Selain itu, dengan kita menggunakan ponsel pada saat jam pelajaran, itu berarti kita telah melanggar norma kesopanan karena kita tidak mendengarkan guru yang sedang menjelaskan. Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang melanggar meskipun pada peraturan sekolah sudah tercantum jelas bahwa siswa dilarang menggunakan ponsel pada saat jam pelajaran.
            Hal itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Baik faktor dari siswa maupun dari guru itu sendiri. Barangkali, saat siswa sedang asik bermain ponsel, guru tidak memperhatikannya karenajugasedang asik menjelaskan. Bisa juga, memang si siswa yang terlalu pintar untuk mengecoh guru, sehinggameskipun sang guru sudah memasang mata dengan cermat, beliau tetap tidak bisa menemukan si pelanggar yang sedang asik bermain ponsel pada saat jam pelajaran.
            Sebagian guru memang tidak ambil pusing terhadap pelanggaran seperti itu. Tetapi sebagian lagi berani bertindak tegas untuk menyikapinya. Ada yang hanya menegur agar siswa itu jera karena malu, atau ada yang sampai menyita ponsel itu dan berjanji tidak akan mengembalikan sampai saat kelulusan sehingga akan membuat siswa itu jera. Tapi tidak banyak guru yang hanya mengucapkanya saja tapi tidak sampai pada kenyataannya, atau biasa kita sebut “Omong Kosong”. Pada awalnya, guru berjanji akan mengembalikan pada kelulusan, tapi tidak banyak guru yang hanya menyitanya selama beberapa minggu atau bahkan beberapa hari setelah murid membawa nama orangtuanya.
            Tapi entah apa yang membuat siswa tetap tidak jera meskipun ponselnya pernah disita. Setelah dikembalikan, mereka akan mengulangi bermain ponsel pada saat jam pelajaran lagi. Mungkin kadang siswa kurang memperhatikan apa dampak yang akan mereka dapat karena meninggalkan guru yang sedang mengajar dan berpaling kepada ponselnya untuk sekedar SMS-an, Facebook-an, Twitter-an, dll. Mereka bisa saja tertinggal karena tidak mengerti apa yang baru saja dijelaskan oleh bapak/ibu guru. Atau tanpa sadar mereka juga dapat mengganggu teman yang sedang ingin konsentrasi untuk belajar.
           
Sebenarnya, dibalik dampak negatif yang diberikan, ponsel juga memberikan dampak positif. Dengan ponsel, siswa dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orangtuanya. Siswa juga dapat menggunakan Browser untuk sekedar mencari tugas, atau istilah kerennya adalah Googling. Dengan ponsel juga, siswa dapat bertukar informasi dengan temannya. Tapi jika dampak positif tersebut disalahgunakan, maka di mata orang lain, ponsel hanya dapat memeberikan dampak negatif bagi anak sekolah. Yang jelas, tinggal bagaimana kita menggunakan barang tersebut dengan bijaksana agar dapat memberi manfaat untuk kita.
                                                            Ayu Fina Karimatus Sofiah (X-5/03)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar