Kejujuran, karakter yang secara otomatis pasti sudah
ditanamkan oleh keluarga kita semenjak dini. Berbagai macam cara berusaha dilakukan
agar kejujuran dapat menjadi salah
satu sifat dasar dari kita. Akan
tetapi, seiring dengan datangnya
arus globalisasi yang sangat
deras ini, kujujuran seperti ikut
memudar layaknya atmosfir yang
semakin tipis. Semenjak kecil, keluarga kita berusaha mengajari untuk berlaku jujur dalam segala
hal dengan menerapkan sistem
hukuman untuk mengantisipasi
pelanggaran. Namun,
efektifkah?
Kejujuran pun kini semakin digembar-gemborkan melalui pendidikan
karakter yang diprogramkan
oleh pemerintah untuk
dilaksanakan di lingkungan sekolah, termasuk melalui kantin kejujuran. SMA
Negeri 1 Salatiga pun mengadopsi hal yang demikian untuk dapat diterapkan di lingkungannya. Hal yang dirasa sudah terlambat
karena kejujuran seharusnya menjadi sifat yang
sudah dibawa semenjak mereka lahir. Karena menerapkan sifat ini tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Bersyukurlah orang tua yang
sudah mengajarkan sifat ini kepada anaknya semenjak kecil, layaknya kertas putih yang
akan lebih mudah digambar dibanding kertas yang sudah tidak memiliki ruang
untuk diisi bahkan sulit untuk dihapus.
Maka, sudah
semestinya pemikiran orang tua
yang menganggap masa kecil adalah
masa yang seharusnya bisa
dinikmati anak tanpa harus dibebani adanya batasan-batasan etika tertentu harus
dihapuskan . Pembiasaan yang semestinya
sudah mulai dirubah semenjak sekarang bagi para calon orang tua. Karena masa kecil adalah titik awal bagi seorang
anak untuk membentuk karakternya ketika mulai beranjak dewasa menghadapi masa
depannya.
Kantin kejujuran yang
didirikan oleh SMA Negeri 1 Salatiga mestinya bisa diterima dan tidak menyinggung bagi
seluruh keluarga besarnya jika
mereka sudah terbiasa dengan
hal yang demikian. Sifat jujur dan
rasa memiliki dalam kebersamaan dengan
sendirinya akan menjaga
kelangsungan kantin ini tanpa harus adanya penjaga atau pengawas, karena penjaga atau pengawas itu adalah diri
kita sendiri. Jadi, tidak ada hal yang perlu dicurigai ataupun diwaspadai
karena ini merupakan bentuk tanggungjawab kita bersama. Bukankah kita juga
merasa memiliki atas kantin ini? Jadi, kantin kejujuran merupakan
bagian kecil yang ikut
berperan dalam membantu membentuk karakter kejujuran atau sifat jujur dari seseorang, bukan hanya siswa. Tetapi kantin kejujuran minimal mampu
dijadikan sarana untuk
melatih sifat itu yang
diprasaranai oleh sekolah.
Jadi,
pendirian kantin kejujuran adalah baik selama hal itu tidak dijadikan satu-satunya
tolok ukur untuk melatih
tingkat kejujuran bagi lingkungan di sekitarnya. Jika pengelolaannya dilakukan dengan baik dan
benar, maka pendiriannya
bukan hanya sekedar musiman layaknya cendawan yang tumbuh dimusim hujan yang kemudian akan
tergerus dan hilang seiring
bergantinya musim. Benar-benar sudah siapkah kita dengan pendirian kantin
kejujuran ini? Jawabannya ada di dalam hati kita masing – masing tanpa harus
kita ucapkan dan hasilnya akan dapat
kita lihat dalam beberapa waktu ke depan. Berlanjut atau berakhirkah nasib ‘kantin
kejujuran’ ini jika kita semua memang benar- benar bisa ‘jujur’?
Yulina A
X-5/30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar