Sabtu, 28 Januari 2012

Kantin Kejujuran Sarana Pembentukan Karakter


          Kejujuran, karakter yang secara otomatis pasti sudah ditanamkan oleh keluarga kita semenjak dini. Berbagai macam cara berusaha dilakukan agar kejujuran dapat menjadi salah satu sifat dasar dari kita. Akan tetapi, seiring dengan datangnya arus globalisasi yang sangat deras ini, kujujuran seperti ikut memudar layaknya atmosfir yang semakin tipis. Semenjak kecil, keluarga kita berusaha mengajari untuk berlaku jujur dalam segala hal dengan menerapkan sistem hukuman untuk mengantisipasi pelanggaran. Namun, efektifkah?
          Kejujuran pun kini semakin digembar-gemborkan melalui pendidikan karakter yang diprogramkan oleh pemerintah untuk dilaksanakan di lingkungan sekolah, termasuk melalui kantin kejujuran. SMA Negeri 1 Salatiga pun mengadopsi hal yang demikian untuk dapat diterapkan di lingkungannya. Hal yang dirasa sudah terlambat karena kejujuran seharusnya menjadi sifat yang sudah dibawa semenjak mereka lahir. Karena menerapkan sifat ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bersyukurlah orang tua yang sudah mengajarkan sifat ini kepada anaknya semenjak kecil, layaknya kertas putih yang akan lebih mudah digambar dibanding kertas yang sudah tidak memiliki ruang untuk diisi bahkan sulit untuk dihapus.
          Maka, sudah semestinya pemikiran orang tua yang menganggap masa kecil adalah masa yang seharusnya bisa dinikmati anak tanpa harus dibebani adanya batasan-batasan etika tertentu harus dihapuskan . Pembiasaan yang semestinya sudah mulai dirubah semenjak sekarang bagi para calon orang tua. Karena masa kecil adalah titik awal bagi seorang anak untuk membentuk karakternya ketika mulai beranjak dewasa menghadapi masa depannya.
          Kantin kejujuran yang didirikan oleh SMA Negeri 1 Salatiga mestinya bisa diterima dan tidak menyinggung bagi seluruh keluarga besarnya jika mereka sudah terbiasa dengan hal yang demikian. Sifat jujur dan rasa memiliki dalam kebersamaan dengan sendirinya akan menjaga kelangsungan kantin ini tanpa harus adanya penjaga atau pengawas, karena penjaga atau pengawas itu adalah diri kita sendiri. Jadi, tidak ada hal yang perlu dicurigai ataupun diwaspadai karena ini merupakan bentuk tanggungjawab kita bersama. Bukankah kita juga merasa memiliki atas kantin ini?  Jadi, kantin kejujuran merupakan bagian kecil yang ikut berperan dalam membantu membentuk karakter kejujuran atau sifat jujur dari seseorang, bukan hanya siswa. Tetapi kantin kejujuran minimal mampu dijadikan sarana untuk melatih sifat itu yang diprasaranai oleh sekolah.
          Jadi, pendirian kantin kejujuran adalah baik selama hal itu tidak dijadikan satu-satunya tolok ukur untuk melatih tingkat kejujuran bagi lingkungan di sekitarnya. Jika pengelolaannya dilakukan dengan baik dan benar, maka pendiriannya bukan hanya sekedar musiman layaknya cendawan yang tumbuh dimusim hujan yang kemudian akan tergerus dan hilang seiring bergantinya musim. Benar-benar sudah siapkah kita dengan pendirian kantin kejujuran ini? Jawabannya ada di dalam hati kita masing – masing tanpa harus kita ucapkan  dan hasilnya akan dapat kita lihat dalam beberapa waktu ke depan. Berlanjut atau berakhirkah nasib ‘kantin kejujuran’ ini jika kita semua memang benar- benar bisa ‘jujur’?
         
         Yulina A
X-5/30 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar