SISTEM POIN MENGAJAK SISWA LEBIH MENGHARGAI
Sebagian
besar sekolah di Indonesia telah memberlakukan sistem poin pada pelanggaran
tata tertib siswa. Pemberlakuan sistem poin
dimaksudkan agar siswa lebih disiplin dan patuh dalam melaksanakan
tata tertib. Sistem pemberian poin pada pelanggaran tidak hanya dilaksanakan
pada jenjang SMA / sederajat, di SMP / sederajat pun sudah banyak yang
memberlakukan sistem tersebut.
Pemberlakuan
sistem poin ini sunguh sangat bermanfaat, baik bagi guru, siswa, maupun
orang tua. Bagi guru sistem ini dapat membantu untuk menghukum siswa yang melangaar
tata tertib. Bagi orang tua sistem ini membantu para orang tua dalam mengawasi
tingkah laku anaknya. Awalnya, banyak siswa yang menganggap sistem ini
hanya omong kosong, sangat merugikan dan tidak mempunyai keuntungan sedikit pun
bagi para siswa. Namun, apabila para siswa menelaah lebih lanjut, banyak
sekali manfaat yang didapat di dalamnya. Tidak hanya mengajarkan siswa untuk
disiplin, tetapi sistem ini juga megajarkan siswa lebih menghargai sesuatu hal dan
mengajarkan suatu nilai keindahan dan kerapian.
Pemberian
sistem poin pada pelanggaran tata tertib, juga menjadi tolak ukur antara siswa yang
patuh terhadap peraturan dengan siswa yang melanggar peraturan. Jadi,
siswa yang
selalu mematuhi peraturan tidak merasa dirugikan dan siswa yang
selalu melanggar peraturan tidak selamannya untung. Bisa dibilang poin-poin
tersebut merupakan dosa kita, apabila kita melanggar tata tertib poin kita akan
bertambah dan jika poin-poin tersebut
terus bertambah hingga batas ukuran, kita dapat dikeluarkan dari sekolah.
Pemberian
poin pada setiap pelanggaran tentu saja berbeda. Pelanggaran ringan akan
mendapat poin yang kecil, contohnya terlambat dan memakai sepatu berwarna. Sementara itu,
pada pelanggaran berat poin yang diberikan tidaklah sedikit dan ada
beberapa pelanggaran yang tidak
dapat di toleransi seperti hamil / menghamili, tawuran,mencuri, membunuh, pihak
sekolah tidak segan-segan untuk mengeluarkan dari sekolah atau lebih
sering kita kenal dengan istilah drop out.
Seperti
halnya di SMA N 01 Salatiga, setiap awal pelajaran siswa diberi batasan poin
pelanggaran sebanyak 150 poin, apabila poin siswa telah memenuhi 150 siswa tersebut
akan dikeluarkan. Fakta lainnya adalah disalah satu SMP di Indonesia, pada tata
tertib tercantum siswa di wajibkan memakai kaos kaki 10 cm di atas mata kaki dan
diharuskan memakai sepatu putih polos, apabila ada salah satu guru melihat siswanya
yang
tidak mematuhi peraturan tersebut, guru tersebut tidak segan-segan untuk mengambil
sepatu dan
mempuang kaos kaki yang dipakai oleh siswa. Tidak lupa siswa tersebut
mendapat poin pada buku pelanggaran.
Dapat
dikatakan sistem pemberian poin sangat ampuh untuk di berlakukan di
sekolah-sekolah. Selain menguntungkan bagi guru, sistem ini juga membuat
siswannya jera atas perilaku menyimpangnya dan tidak akan melanggar peraturan lagi. Tidak hanya itu,
sistem poin juga dapat membentuk kepribadian siswa menjadi siswa yang
berkepribadian baik, bertanggungjawab dan patuh
Ulayatul K 28/x5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar