Jumat, 27 Januari 2012

Paragraf Argumentasi : Pengawasan Guru pada Kantin Kejujuran, Efektifkah? (Khususnya SMA N 1 Salatiga)

          Di zaman ini, pendidikan karakter amatlah dibutuhkan bagi siswa. Sebab, globalisasi yang amat cepat dapat mempengaruhi karakter siswa baik yang buruk maupun yang baik. Sekarang, tinggal memikirkan bagaimana cara membuang karakter buruk siswa. Salah satu caranya adalah dengan kantin kejujuran.
          Kantin kejujuran yang saat ini sedang digembar-gemborkan oleh pemerintah dalam membentuk kejujuran siswa adalah salah satu upaya dalam memberikan pendidikan karakter. Hal itu dapat dilihat dari siswa mengambil barang, membayar, serta mengambil kembalian sendiri tanpa ada mengawasi. Selain itu, kantin kejujuran juga membentuk kemandirian siswa.
          Namun, berbeda kenyataannya dengan SMA Negeri 1 Salatiga. Di sana baru saja dibuat kantin kejujuran. Namun peminatnya masih sedikit. Mengapa demikian? Ternyata, usut punya usut guru masih menjaga kantin kejujuran tersebut. Bagi sebagian murid SMA Negeri 1 Salatiga itu menyalahi aturan. Sebab, namanya saja kantin kejujuran kenapa ada guru yang menjaga? Kesannya seperti anak bebek yang masih ikut induknya.
          Sampai kapan keadaan itu akan berlanjut? Bukankah hal itu akan membuat siswa tidak bisa mengeluarkan karakter kejujurannya? Memang, guru hanya diam saja dan hanya mengawasi. Tapi, bukankah itu sama saja memberi tekanan kepada siswa   ingin jujur. Kalau masih diawasi oleh guru, berarti namanya bukan kantin kejujuran.
          Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa kantin kejujuran di SMA Negeri 1 Salatiga belum diminati siswa karena guru masih mengawasi. Bagaimana bisa berlatih jujur dan mandiri jika masih ada guru yang mengawasi? Apakah akan membentuk karakter siswa jika masih diawasi? Semua itu kita kembalikan pada pribadi masing-masing siswa.


Nama : Dewi Khusnul Khotimah
Kelas : X5
Absen : 05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar