Minggu, 04 Desember 2011

Cintaku Bersemi di Bangku Sekolah (Farans V / X5-08)

Pagi-pagi benar aku bangun dari tidurku, saat mentari belum menampakkan sinarnya dan saat dunia masih tertidur pulas. Dingin dan sunyi, itulah yang kurasakan. Biasanya, pagi-pagi seperti ini aku masih berada di alam mimpiku yang suram. Tetapi, entah mengapa belakangan ini aku sering bangun lebih awal dari bisanya. Padahal, aku sering bergadang di malam hari. Saat aku akan tidur, orang-orang sudah tidur pulas. Sekarang saat aku bangun, orang-orang juga masih tidur pulas. Aku tak tahu mengapa aku bisa berubah seperti ini. Aku merasa bahwa aku mempunyai semangat hidup yang berkobar-kobar dan merasa senang dengan hidup yang aku jalani walau kenyataannya banyak masalah yang datang silih berganti.


Setelah aku merapikan tempat tidurku, aku tak tahu apa yang akan kulakukan. Aku berpikir sejenak. Lalu ku ambil gitar akustikku yang ku beli di Solo. Sambil memetik senar gitar, ku membuka mulutku dan menyanyikan lagu-lagu sendu. Sambil menyanyi pula, aku memikirkan sesuatu yang terjadi dalam hidupku. Aku merasa senang dengan perubahan hidupku saat ini yang semakin membaik dan aku punya motivasi hidup yang tinggi. Tetapi, sampai saat ini aku masih bingung. Sebenarnya, apa penyebabnya? Aku terus berpikir dan merenung dalam kesuyiaan. Tiba-tiba, terlintas di pikiranku seorang gadis yang cantik jelita. Ku bayangkan kulitnya yang putih bagaikan salju, tatapan matanya yang tajam bagaikan pisau, dan hatinya yang lembut bagaikan kain sutera. Dia adalah Candy, teman sekolahku sejak SMP. Sudah dari dulu aku mengagumi Candy, karena dia begitu baik. Kemudian aku sadar , bahwa Candylah yang membuatku lebih semangat. Setelah itu, aku mengembalikan gitarku ke kamar dan aku mandi sebelum aku berangkat ke sekolah.


Saat di sekolah, orang pertama yang aku temui adalah Candy. Aku tak tahu, mengapa hal ini bisa terjadi, yang aku tahu aku merasa sangat senang dan mungkin Tuhan memang mempertemukan kami. Karena orang pertama yang aku jumpai hari ini adalah Candy, aku mengajak dia untuk duduk sebangku bersamaku dan dia pun mau. Hatiku tambah senang ketika dia memberi senyuman manis padaku. Sepanjang pelajaran, aku tak bisa fokus dan konsentrasi. Pikiranku lari kemana-mana. Dari pagi sampai siang, hatiku berdebar-debar, keringat dingin membasahi tubuhku, karena aku sangat grogi duduk bersama Candy. Aku sangat bingung. Kata orang, tanda-tanda seperti ini adalah tanda-tanda orang jatuh cinta. Apakah aku jatuh cinta pada Candy? Setelah lama aku berpikir, ternyata aku memang jatuh cinta padanya. Sebelumnya, aku memang pernah punya pacar, namun yang kurasakan saat ini sungguh berbeda, tak seperti biasanya.


Saat malam hari aku mendengarkan musik di kamarku yang penuh dengan buku-buku yang berserakan. Aku tidak bisa tidur. Pikiranku dipenuhi oleh bayang-bayang seorang Candy yang membuatku gemetaran bila berada di sampingnya. Aku terus dan terus memikirkannya. Dengan penuh rasa bahagia, ku bayangkan wajahnya yang cantik. Sampai-sampai aku seperti orang gila yang senyum-senyum sendirian.
Tiba-tiba terlintas di benakku, tentang sebuah rencana besar. Aku berniat untuk mengungkapkan isi hatiku pada Candy dan berharap menjadi pacarnya. Lalu aku menyiapkan segala taktik yang akan ku pakai utuk menyatakan rasa cintaku yang masih terpendam.


Hari demi hari berlalu. Perlahan-lahan aku mulai mendekati dan menaklukkan hatinya. Telah lebih dari dua minggu aku duduk sebangku bersamanya. Walau rasa malu dan grogi selalu meliputiku, aku tetap bertekad untuk menaklukkan hatinya. Ku rasa, kini dia juga telah jatuh cinta padaku, terbukti dengan perhatian lebih yang diberikan padaku, dan sekarang aku telah siap untuk menyatakan rasa cintaku.


Semua persiapan telah ku persiapkan dengan matang. Aku sudah membeli mawar merah yang segar dan Silver-Queen yang manis. Aku akan menyatakan rasa cinta ini pulang sekolah nanti. Dengan penuh optimisme yang tinggi aku menyiapkan mentalku. Tak ku sangka, teman-temanku sangat usil. Saat itiraht kedua, mereka mengurung aku di gudang sekolah yang yang sangat sepi. Mungkin mereka tahu apa yang akan ku lakukan. Aku bangga pada mereka. Walau usil, tetapi mereka selalu memudahkan jalanku. Perlahan-lahan, aku mendekati Candy dengan penuh perasaan malu. Semakin dekat dengannya, hatiku semakin berdebar-debar, dan keringat dingin semakin membasahi tubuhku. Lalu dengan cepat, aku mulai berbincang-bincang padanya, dengan penuh basa-basi. Kini aku telah sampai pada momen yang tepat untuk menyatakan cintaku. Aku mengeluarkan cokelat dan bunga dari tas ranselku. Lalu dengan penuh keyakinan, coklat dan bunga itu kuberikan padanya sambil menyatakan rasa cintaku. Saat itu juga, aku menyanyikan lagu “Panah Asmara” yang dipopulerkan oleh Afgan. Aku pikir lagu itu sangat cocok. Hatiku sangat gelisah ketika menunggu jawaban darinya. Dia memandangiku dengan tatapan mata yang bersinar. Sekitar sepuluh menit aku mengunggunya. Pada akhirnya dia mulai memberi respon. Dia berkata bahwa dia tidak mau. Dia tidak mau menolakku dan dia mau menjadi pacarku. Dengan bangganya aku melompat-lompat di gudang itu, karena rasa bahagia yang luar bias di hatiku.


Kini aku dan Candy berpacaran. Dengan penuh perjuangann dan dengan penuh rasa malu aku telah menyatakan cinta. Semua tantangan itu berhasil ku selesaikan. Aku sungguh bersyukur pada Tuhan, karena Ia telah mempertemukan aku dengan Candy. Aku tak akan menyia-nyiakan ini semua. Aku akan menjadi pacar yang baik dan pengertian, selagi aku masih bersamanya. 

1 komentar: